Aplikasi / penerapan Ergonomi
Terdapat
beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Aplikasi / penerapan
tersebut antara lain:
1. Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi
berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi
stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang
vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat
menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan
ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
3. Tata letak tempat kerja
Display
harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam
mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban
yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian
akibat gerakan yang berlebihan.
Metode Ergonomi
Terdapat
beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode tersebut antara
lain:
1. Diagnosis,
dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic
checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat
luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Treatment,
pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.
Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau
jendela yang sesuai. Membeli furniture
sesuai dengan demensi fisik pekerja.
3. Follow-up,
dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan
menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan
, sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk
yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
Prinsip Ergonomi
Memahami prinsip ergonomi akan
mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan
dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam
pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan
ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat
12 prinsip ergonomi yaitu:
- Bekerja dalam posisi atau postur normal;
- Mengurangi beban berlebihan;
- Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
- Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
- Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
- Minimalisasi gerakan statis;
- Minimalisasikan titik beban;
- Mencakup jarak ruang;
- Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
- Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;
- Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
- Mengurangi stres.
Pengelompokkan Bidang Kajian Ergonomi
Pengelompokkan
bidang kajian ergonomi yang secara
lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir.
Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
1. Faal Kerja,
yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan
dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan
sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat
bekerja.
2. Antropometri,
yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga
sesuai dengan pemakainya.
3. Biomekanika
yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam
melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan
sebagainya.
4. Penginderaan,
yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan
manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
5. Psikologi
kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan
suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain
sebagainya.
Pada prakteknya, dalam mengevaluasi
suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan
secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh
bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata
ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.
Spesialisasi Bidang Ergonomi
Spesialisasi bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik, ergonomi kognitif,
ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang
sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu
sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan
ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.
1. Ergonomi Fisik:
berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik fisiolgi dan
biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam
ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material, gerakan
berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan.
2. Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di dalamnya ;
persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap
pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif
antara lain ; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-computer
interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.
3. Ergonomi Organisasi:
berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk sturktur organisasi,
kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara
lain ; komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu kerja, timwork,
perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur organisasi, organisasi
virtual, dll.
4. Ergonomi Lingkungan:
berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan getaran. Topik-topik
yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja,
sistem akustik,dll.
Kasus Ergonomi
Terdapat
beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara
lain:
1.
Dalam
pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat
kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat
bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
2.
Pengukuran
variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator
komputer.
3. Antropometri
dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
4.
Kasus
bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer
dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan
keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian
bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.
5. Kasus manual
material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami
penyakit herniadan juga low back pain akibat
mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL).
6. Kasus information
ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator reaktor
sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang disampaikan oleh display terutama
pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi
tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian yang serupa sering
juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi banyak display pada
waktu yang bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar